Penyakit penyerta atau komorbid adalah suatu keadaan dimana terdapat lebih dari satu penyakit yang terjadi secara simultan pada seorang pasien. Penyakit penyerta yang dijumpai pada pasien Corona Virus Disease (COVID-19) antara lain yaitu Hipertensi, Diabetes melitus, Penyakit jantung, Penyakit paru obstruktif kronis, Penyakit ginjal, Kehamilan, Asma, Penyakit hati, Tuberkulosis, Kanker, Gangguan imun,dll. Pasien COVID-19 dengan komorbid berisiko mengalami penyakit yang lebih berat dan kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien COVID-19 tanpa komorbid.
Berikut adalah sejumlah tips mengendalikan pelakor saat pandemi :
- Mendisiplinkan diri menerapkan protokol Kesehatan
- Mencuci tangan
SARS-CoV-2 dapat menempel dan bertahan di benda mati sehingga berpotensi menjadi media penularan. Mencuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air mengalir selama 40-60 detik atau dengan cairan desinfektan tangan berbasis alkohol selama 20-30 detik mampu mengurangi risiko penularan tersebut.
- Menjaga jarak dan hindari kerumunan
SARS-CoV-2 menular melalui udara yang terkontaminasi oleh virus. Penularan dapat terjadi jika seorang memiliki kontak jarak dekat (kurang dari 1-2 meter) dengan penderita COVID-19. Selain itu, ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk dapat meningkatkan risiko terjadinya COVID-19.
- Menggunakan masker dengan tepat
Penggunaan masker dapat mengurangi risiko penularan COVID-19. Bagi masyarakat umum, rekomendasi pemerintah adalah penggunaan masker bedah atau masker kain 3 lapis berbahan katun.
- Kontrol penyakit penyerta
Penyakit penyerta harus terkontrol dengan baik. Setiap komorbid memiliki poin-poin penting yang perlu dipantau secara rutin untuk mencegah komplikasi penyakit, misalnya :
- Pemeriksaan gula darah mandiri bagi penyandang diabetes melitus
- Pemeriksaan tekanan darah mandiri bagi penderita hipertensi. Penderita dengan komorbid harus memanfaatkan fasilitas dan sarana medis yang tersedia secara optimal yaitu mengikuti anjuran yang diberikan oleh dokter, memastikan obat yang diberikan dikonsumsi sesuai dengan anjuran, mengikuti dengan ketat jadwal kontrol yang telah dijadwalkan.
- Konsumsi Makanan Penunjang Sistem Imun
Mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk sistem kekebalan tubuh seperti brokoli dan bayam. Di dalam dua jenis sayur tersebut mengandung antioksidan tinggi serta vitamin A. Selain kedua sayur tersebut, makanan yang bisa meningkatkan imun tubuh yaitu kunyit, bawang putih, seafood (ikan, kerang, tiram), serta buah-buahan seperti lemon, jeruk, kiwi, jambu, dan lain-lain.
- Istirahat cukup
Menurut National Sleep Foundation, seorang manusia dewasa setidaknya membutuhkan waktu untuk tidur selama kurang lebih 7-9 jam dalam sehari. Tanpa tidur cukup dalam sehari, tubuh tidak akan bisa memproduksi sitokin dalam jumlah banyak. Sitokin merupakan sejenis protein yang digunakan untuk melawan infeksi serta peradangan kemudian secara efektif akan menciptakan respon imun tubuh.
- Kelola Stres
Stress dapat memicu adanya produksi hormon kortisol dalam jumlah besar. Ketika hormon kortisol tinggi, maka sistem imun dapat melemah. Dalam mengelola stress Anda bisa melakukan berbagai hal, seperti olahraga ringan, beraktivitas dengan hobi, aktif bersosialisasi bersama teman walaupun melalui telepon gengam, dan sebagainya.
- Rutin Berolahraga
Menurut salah seorang ahli di National Institute of Health, olahraga dapat merangsang kinerja antibodi serta sel-sel darah putih. Sehingga kegiatan ini sangat cocok jika dilakukan pada masa pandemi guna meningkatkan sistem imun dalam tubuh. Intensitas waktu untuk olahraga yaitu 3-5 kali dengan total waktu 75-150 menit dalam satu minggu.
Oleh : dr. Nadiya Auliya Nabila
Editor : Cherlly Pritta